Persahabatan yang tak lekang oleh zaman

Alkisah Ada 4 orang sahabat yang bernama Reza, Yudha, Sabrina, dan Fara. Mereka berempat adalah sahabat sejak kecil. Mereka berempat sama-sama menempuh pendidikan di sebuah universites di kota Istanbul Turki. Mereka harus rela tinggal berjauhan dengan orang tua mereka yang berada di indonesia. Mereka berempat berada dalam perwalian kakak Sabrina yang bernama Alfin.
Pada suatu hari di universitas Yudha dan Sabrina yang baru selesai mengikuti kelas mereka langsung pergi ke kantin untuk menemui Reza dan juga Fara yang sudah dari tadi menunggu mereka. “ sory ya kalian berdua kelamaan nunggu !! ” kata Yudha. “ kalian berdua kemana aja sih, lama banget ” kata Fara. “ ya maaf, habis dosennya kejelasin langsung 3 materi sekaligus, jadi maklum lah agak lama ” kata Sabrina. “ ya udah lah ” kata Reza. “ oh ya, habis ini kita jadi ndak mau ke rumahnya bibi Aisya ” kata Sabrina. “ ya jadilah la kita kan udah janjian sama bibi Aisya untuk datang ke rumahnya sore ini ” kata Fara. “ sekarang aja kita berangkat nanti kalau kelamaan takut keburu malam ” kata Reza. “ eh tunggu dulu !!! ” kata Yudha.             “ kenapa  Yud... ? ” kata Fara. “ kita harus izin dulu sama kak Alvin kalau kita berempat mau ke rumahnya bibi Aisya. Ntar kalau kita gak izin nanti kak Alvin nyariin kita dan pasti ujung-ujungnya pasti bakal marah ” jawab Yudha. “ ya Allah iya ya aku sampai lupa buat izin sama kak Alvin, aku telpon kak Alvin sekarang ” kata Reza. “ cepetan Za ” kata Fara. Reza pun langsung mengeluarkan ponsel dari saku celananya untuk menghubungi kakak mereka. “ Assalamu’alaikum kak !! ” kata Reza. “  waalaikumsallam, ada apa Za ” jawab kak Alvin. “ ini kak aku sama Yudha, Sabrina, Fara mau pergi ke rumahnya bibi Aisya sore ini buat mbantu bibi Aisya bikin kue ” kata Reza. “ ya udah hati-hati yah, jangan pulang terlalu larut !! ” pesan kak Alvin. “ iya kak. Assalamu’alaikum ” kata Reza. “ Waalaikumsallam ” jawab kak Alvin. “ gimana Za ? ” tanya Sabrina. “ boleh kata kak Alvin asalkan kita pulang gak terlalu larut ” jawab Reza. “ asikkkk, ya udah ayo sekarang kita berangkat ” kata Fara. Mereka pun pergi ke rumah bibi Aisya dengan mengendarai mobil.
Sesampainya mereka di depan rumah bibi Aisya Sabrina langsung membunyikan bel pintu dan pembantu bibi Aisya yang membukakan pintu. “ maaf cari siapa ya ? ” kata pembantu tersebut. “ kami mencari bibi Aisya, ada ? ” jawab Sabrina. “ oh ada ayo silakan masuk ” kata pembantu tersebut. “ terima kasih ” kata Fara. “ silakan duduk saya panggilkan dulu  ” kata pembantu tersebut. “ ya ” kata Yudha. Tidak lama kemudian bibi Aisya pun keluar dari kamar “ eh kalian udah datang ” kata bibi Aisya. “ iya dong bibi Aisyah, kami kan udah janji mau nolong bibi mbuat kue ” jawab Reza. “ kalian langsung ke dapur gih, bibi mau ganti baju dulu !!! ” kata bibi Aisya. “ oke bibi Aisya ” kata Farah.
Mereka semua pun langsung membantu bibi Aisya untuk membuat kue di dapur. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 08.00 pm. Setelah semua kue matang mereka berempat langsung buru-buru berpamitan. “ bibi Aisya, kami mau pulang dulu ya ”  kata Yudha. “ loh kok buru-buru ” tanya bibi Aisya. “ iya bi nanti takut kak Alvin khawatir ” kata Sabrina. “ ya udah kalian hati-hati, bawa mobilnya jangan kenceng-kenceng, udah malam soalnya, bahaya ” pesan bibi Aisya. “ iya bi, kami gak akan ngebut kok kalau bawa mobil, kami juga kan masih sayang nyawa, gak mau mati muda atau masuk rumah sakit gara-gara ngebut-ngebit tan di jalan ” jawab Yudha. “ pulang dulu ya bi, Assalamu’alaikum ” kata Reza.                                           “ Waalaikumsallam ” jawab bibi Aisya. Mereka pun langsung pulang ke rumah. Ternyata di jalan yang menuju rumah mereka terjadi kecelakaan yang menyebabkankemacetan yang begitu panjang. Hampir sekitar 2 jam mereka terjebak kemacetan. Akhirnya mereka bisa sampai di rumah pada pukul 10.00 pm.
Sesampainya di rumah Fara langsung mengetok pintu. “ Assalamu’alaikum ” kata Fara. “ Waalaikumsallam ” jawab kak Alvin sambil membuka pintu rumah.              “ kalian dari mana aja sih, baru pulang jam segini, kakak jadi kawatir mikirin kalian gak pulang-pulang ” kata kak Alvin. “ ya maaf kak, tadi jalanan macet ada kecelakaan di jalan, jadi agak lama deh pulangnya ” kata Reza.                                    “ ya udah, ayo masuk  ” kata kak Alvin. “ ya kak ” jawab Sabrina. “ kalian bersih-bersih dulu lalu langsung makan ” kata kak Alvin. “ siap kak.... ” jawab Yudha. Sehabis mereka bersih-bersih mereka langsung pergi ke meja makan. “ anak-anak habis ini kan liburan semester gimana kalau kita pulang ke Indonesia !! ” kata kak Alvin. “ boleh juga tu kak kita kan udah lama gak pulang ke Indonesia ” kata Fara.    “ iya nih, jadi kangen sama semuanya yang ada di Indonesia ” sahut Sabrina. “  iya kangen sama masakan buatan mama ” kata Yudha. “ jadi kita sepakat kalau kita akan ke Indonesia ” kata kak Alvin. “ sepakat ” kata Reza.
Pada pagi harinya mereka pergi ke kampus. Sesampainya mereka di kampus ada seorang dosen mereka yang bernama Miss Dilara, miss Dilara memanggil Yudha dan juga Sabrina. “ Yudha, Sabrina !! ” panggil miss Dilara. “ ada apa miss ? ” jawab Yudha. “ kalian berdua bisa kalau nanti habis jam perkuliahan kalian berdua keruangan saya ” kata miss Dilara. “ bisa miss ” jawab Sabrina. “ memangnya ada apa ya miss ? ” tanya Yudha. “ nanti aja saya jelasin ” jawab miss Dilara.                   “ baik miss ” jawab Sabrina. “ saya pergi dulu, jangan lupa !! ” kata miss Dilara. “ iya miss ” jawab Yudha. Kemudian Reza dan Fara langsung menemui Yudha dan juga Sabrina. “ eh... ada apa sampai miss Dilara manggil kalian berdua ? ” tanya Fara.        “ gak tau, katanya nanti suruh nemuin miss Dilara di ruangannya ” kata Sabrina.         “ ya udah kita masuk kelas aja dulu udah mau masuk nih... ” kata Reza. “ ayo ” sahut Yudha.
Selepas jam perkuliahan selesai Yudha dan Sabrina langsung pergi ke ruangan miss Dilara. “ Assalamu’alikum ” kata Yudha sambil mengetuk pintu ruangan. “ oh kalian berdua sudah datang, ayo masik ” jawab miss Dilara. “ ada apa ya  miss kami disuruh kemari ? ” tanya Sabrina. “ silakan duduk ” kata miss Dilara sambil mempersilah duduk Yudha dan Sabrina. “ begini, saya menyuruh kalian bedua kemari karena saya ingin kalian membantu saya dalam melakukan pengamatan di beberapa desa di sekitaran sini, apa kalian bisa membantu saya ? ” pinta miss Dilara. “ memangnya kapan kegiatan itu dilaksanakan miss ? ” tanya Yudha. “ pada saat liburan semester ini ” jawab miss Dilara. “ berapa hari ya miss kegiatan itu dilaksanakan ? ” tanya Sabrina. “ ya sekitaran 3 hari lah ” jawab miss Dilara. “ insyaallah kami bisa miss kalau dalam jangka waktu 3 hari ” jawab Yudha. “ iya miss” sahut Sabrina. “ makasih kalau begitu ” jawab miss Dilara. “ sama-sama miss ” kata Yudha dan juga Sabrina berbarengan.
Lalu mereka berdua pun ke rumah dan dirumah mereka berdua sudah di tunggu oleh kak Alvin dan juga Reza dan Fara untuk makan malam bersama. “ baru pulang kalian ” tanya kak Alvin. “ iya kak tadi habis dipanggil miss Dilara ” jawab Yudha. “ya udah ayo makan !!! ” kata kak Alvin. “ oh ya kak kayaknya aku dan Sabrina agak telat deh kak untuk ke Indonesianya dan gak bisa berangkat bareng sama kalian ” kata Yudha. “ emangnya kenapa sama kalian berdua ? ” tanya kak Alvin. “ iya, kalau salah satu dari kita semua gak  ada yang bisa pergi, pasti gak akan seru !!! ” kata Reza. “ kami berdua disuruh mbantu miss Dilara selama 3 hari buat acara penelitian di beberapa desa ” jelas Yudha. “ jadi kalian berdua gak bisa ikut ke Indonesia ? ” tanya Fara. “ ya kami jadi liburan ke Indonesia, tetapi kami agak telat datangnya kalian bertiga berangkat pada hari senin sedangkan kami berangkat hari kamis !! ” jawab Sabrina. “ betul kak ” sahut Yudha. “ jadi, gimana kak ” tanya Sabrina. “ gimana apanya ? ” tanya kak Alvin. “ boleh ndk kak kalau kita agak telat ke Indonesia ? ” tanya Yudha. “ ya udah kalian berdua gak papa.... ” jelas kak Alvin yang kepotong karena langsung disahut oleh Sabrina. “ beneran kak ? ” tanya Sabrina. “ iya ” jawab kak Alvin. “ wahhh, makasih kak ” kata Yudha. “ tapi inget kalian berdua harus hati-hati dan selalu jaga diri kalian ” pesan kak Alvin. “ iya kak ” kata Sabrina. “ sama-sama, ayo lanjutin makannya ” kata kak Alvin.


Liburan pun tiba. Kak Alvin, Reza dan juga Fara bersiap-siap untuk berangkat ke bandara. “ yud, bi !! ” panggil kak Alvin. “ iyha kak ” jawab Yudha. “ ingat kalau berdua harus hati-hati, kalau ada apa-apa segera hubungi kakak secepatnya ya !! ” pinta kak Alvin. “ beres kak.... ” kata Yudha. “ ya udah kakak sama yang lainnya berangkat dulu ya, Assalamu’alaikum ” kata kak Alvin. “ Waalakumsallam ” jawab Yudha dan Sabrina secara serempak. Kemudian giliran Yudha dan juga Sabrina untuk pergi ke rumah miss Dilara. Sesampainya disana mereka berdua langsung diajak miss Dilara untuk ke suatu desa terpencil di pinggiran kota dan keadan desa itu sangatlah memperihatinkan. Keadannya kumuh, banyak sampah dimana-mana. Lalukami kami pun pergi ke tanah lapang dan kami pun langsung mendirikan stan kesehatan dibantu oleh 3 mahasiswa lainnya. Belum lama kami mendirikan stan kesehatan kami pun langsung diserbu oleh para warga yang ingin mendapatkan pengobatan gratis dari kami.
Akhirnya setelah kami melayani pasien selama 3 jam kami pun bergegas untuk pergi ke salah satu rumah warga yang katanya tidak bisa datang karena sedang sakit dan usianya pun sudah cukup renta. Sesapainya kami di depan rumahnya kami terpenjarat dengan keadaan rumah yang tidak layak huni tersebut. Atapnya sudah banyak yang bocor, dinding rumah yang terbuat dari kayu pun juga sudah lapuk. Kami pun masuk ke dalam kamar dan mulai memeriksa keadaaan kakek Burhan, sapaan akrabmya di desa. Kakek Burhan tinggal berdua dengan cucnya yang masih sangat muda sehari-hari ia ditinggal oleh cucunya unuk pergi bekerja di perkebunan milik saudaranya. Meskipun ia hidup dalam balutan kehidupan yang sangat sederhana namun ia tidak pernah mengeluh akan nasibnya dan malah mensyukuri nikmat yang telah diberikan karena ia berfikir kalau mereka diberi kekayaan yang melimpah maka ini akan menjadikan mereka lupa diri dan menjadi sombong akan nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT, dan jika mereka hidup dalam kesederhanaan maka ia bisa mensyukuri nikmat Allah walaupun hanya sedikit. Kesederhanan itulah yang membuat kami tersentuh akan ketulusannya dalam menjalani hidup yang sudah digariskan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Kami pun sebelum pulang sempat memberikan kenang-kenangan kepada keluarga kakek Burhan, meskipun tidak terlalu banyak akan tetapi mudah-mudahan bisa meringankan beban cucunya dalam mencari nafkah.



Tak terasa kami pun sudah tiba di hari terakhir acara bakti sosial itu diadakan. “ Yudha, Sabrina terima kasih atas bantuan kalian berdua ” kata miss Dilara. “ sama – sama miss ” kata Yudha. “ ya miss, lagian kami juga senang kok bisa terlibat menjadi bagian dari acara amal ini ” sahut Sabrina. “ kalau ada acara amal lagi, kasih tau kami ya miss ” kata Yudha. “ baiklah, nanti kalau ada kalian akan saya hubungi ” kata miss Dilara. “ kami berdua pamit dulu ya miss ” kata Yudha. “ ya udah hati-hati ya jalan ” kata miss Dilara. “ siap laksanakan miss ” jawab Sabrina. Mereka berdua pun pulang ke rumah. Sesampainya di rumah mereka langsug menyiapkan barang – barang mereka yang akan mereka bawa ke Indonesia ketika mereka sedang mempersiapkan barang tiba-tiba kak Alvin menelfon mereka. “ Assalamu’alaikum ” kata kak Alfin yang terdengar dari ujung telefon. “ Waalaikumsallam ” jawab Yudha. “ kalian berdua sudah selesai acara amalnya, kapan bisa pulang ke Indonesia ? ” kata kak Alvin. “ sudah kak, insyaallah besok kami mau berangkat ” kata Yudha. “ ya udah kalau begitu, cepetan banyak orang yang sudah menunggu kalian ” kata kak Alvin. “ ya kak kami mengerti, emangnya siapa aja yang nunggu kami berdua ? ” kata kak Alvin. “ ya saudara- saudara yang lain, oaman bibi, abi umi ” kata kak Alvin. “ ya udah kami mau beres – beres dulu ya ” kata Yudha. “ ya udah Assalamu’alaikum ” kata Yudha. “ Waalakumsallam ” kata kak Alvin. “ siapa yud yang barusann tekfon ? ” tanya Sabrina. “ itu... kak Alvin ” kata Yudha. “ oooh, aku yakin dia pasti mau tanya kapan kita berdua ke Indonesia kan ? ” tebak Sabrina. “ betul sekali ” jawab yudha. “ tuh kan sudah kuduga ” kata Sabarina.
Keesokan harinya mereka berdua bersiap – siap berangkat ke bandara. “ Yud, udah kamu kunci semua rumah ? ” tanya Sabrina. “ udah semuanya, oh ya sebelum kita berangkat kita berdoa dulu biar perjalanan kita lancar dan selamat sampai tujuan, berdoa mulai, selesai ” kata Yudha. “ Amin ” jawab Sabrina. “ ayo berangkat ” kata yudha. Mereka berdu kemudian sampai di bandara dan mereka berdua ke kemudian naik pesawat tujuan Indonesia.


Setelah sekian lama menempuh perjalanan yang sangat melelahkan mereka berdua akhirnya sampai di kota Solo Indonesia. Mereka berdua kemudian naik taksi dengan tujuan ponpes darul taqwa. Sesampainya mereka disana mereka bingung hendak kemana karena sudah lama sekali mereka tidak pernah datang ke indonesia. Mereka akhirnya bertemu dengan beberapa orang ustadz dan ustadzah yang sedang berkumpul di ruang tamu. Tiba – tiba kak Alvin muncul dari belakang dan mengagetkan mereka berdua. “ door... hayo.... kalian berdua kok lama banget ? ” tanya kak Alvin. “ ya maaf kak, habisnya kami keasyikan dengan acara amal itu  sih, jadi kami samapai lupa waktu ” kata Sabrian. “ iya kak, maaf dehh ” kata yudha. “ vin, “ tanya seorang ustadz tampan yang ternyata itu kakak kak Alvin dan juga Sabrina. “ siapa mereka berdua Vin ? ” tanyanya. “ kakak masak gak ngenali wajah mereka berdua, mereka ini  kan yudha sama sabrina kak ” kata kak Alvin. “ iyha ustadz mereka datangnya agak telat, maklumlah ada acara amal ” sahut Reza. “ betul ustadz ” kata Fara. “ yaampun ini Yudha sama Sabriana ” kata ustadz rizal yang duduk disamping ustadz Faris dan beliau adalah kakak dari yudha sendiri. “ iya, jadi pangling aku sama kalian ” kata ustadz Irwan yaitu kakanya Reza. 

Bersambung..............

Komentar